PENGORGANISASIAN
KANTOR
Setidak-tidaknya
ada lima buah fakta yang jamak terdapat dan berlangsung dalam organisasi
perkantoran yaitu (1) Setiap organisasi perkantoran pasti mencakup SDM yang
terlibat dalam interaksi sosial, baik disebabkan oleh struktur formal atau
informal; (2) Interaksi dalam system sosial itu tersusun dalam sebuah struktur
yang menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan maupun
arus informasi; (3) Sebagai suatu system terbuka, setiap organisasi perkantoran
mempunyai hubungan timbal balik baik dalam organisasi intern ataupun ekstern;
(4) Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu,
sebagian daripadanya merupakan alasan tindakannya; mereka masing-masing
mengharapkan organisasi dapat membantu mencapai tujuannya; (5) Interaksi sosial
yang terjadi dalam menejemen perkantoran tsb juga dapat membantu pencapaian
tujuan bersama, walaupun mungkin berbeda, namun berkaitan dengan tujuan-tujuan
individi tersebut.
1. Pengertian
Organisasi Kantor
Berdasarkan ke lima fakta tsb, dapat dikemukakan bahwa:
a. Organisasi perkantoran adalah suatu proses yang menjadi tempat
orang-orang berinteraksi untuk mencapai tujuan kantor.
b. Organisasi perkantoran adalah suatu rangka dasar yang menjadi tempat
orang-orang melangsungkan kegiatannya untuk menerima, menyimpan, mengolah, dan
menyajikan informasi dan merawat aktiva.
c. Organisasi
perkantoran mencakup susunan staf dan alokasi tugas dan tanggung jawab dalam
mengolah data, memasok informasi untuk pembuatan keputusan dan merawat aktiva.
Bentuk
komunikasi atau interaksi bagaimanapun yang terjadi, akan di dapat dua jenis
unsur yang umum terjadi dalam setiap organisasi perkantoran yaitu:
1. Unsur inti
adalah manusia
yaitu orang-orang tertentu yang komunikasi dan interaksinya membentuk
organisasi perkantoran. Lousiana state university, Baton Rauge, mengatakan
bahwa kondisi yang dibutuhkan organisasi adalah interaksi antara dua orang atau
lebih yang merasa bahwa kebutuhan-kebutuhan individual mereka dapat lebih baik
terpenuhi melalui perpaduan kemampuan atau sumber daya yang dimiliki secara
pribadi.
Setelah organisasi kantor terwujud, unsur inti mulai terpengaruh oleh unsur
kerja. Unsur kerja menentukan mutu interaksi. Para anggota yang berinteraksi
membentuk sebuah organisasi perkantoran, sedangkan unsur kerja membuatnya
efektif atau inefektif.
2. Unsur kerja
(Working elements) yang muncul dalam organisasi perkantoran meliputi:
a. Sumber daya insani, yaitu kemampuan para karyawan kantor dan pengaruh
pribadi mereka.
b. Sumber daya nirinsani, yaitu barang ekonomi, seperti mesin-mesin,
perlengkapan kantor dan komputer.
c. Sumber daya
konseptual dari kelompok khusus yaitu para menejer.
Derajat pemanfaatan
kemampuan dan pengaruh segenap karyawan kantor dalam efektifitas penggunaan
sumber-daya banyak tergantung pada bagaimana menejer organisasi perkantoran itu
memahami dan melaksanakan tugas-tugas mereka. Membangun hubungan antara
tujuan-tujuan pribadi dan tujuan-tujuan organisasi perkantoran merupakan tugas
menejer.
PRINSIP
ORGANISASI PERKANTORAN
(J.J.W. Neuner
dan L.B. Keeling, Modern Office Management, D.B. Taraporevala Sons & Co.,
Private Ltd, Bombay, 1970,hh,45-49) menyatakan ada delapan prinsip organisasi
perkantoran yang esensial meliputi:
1. Prinsip
tujuan
Tujuan
organisasi perkantoran atau kelompok fungsi dalam organisasi perkantoran mesti
dirumuskan dan dimengerti oleh setiap personalis. Tujuan yang dimengerti akan
berubah menjadi mitivasi untuk mencapainya.
2. Prinsip
kesatuan fungsi
Setiap
organisasi perkantoran terdiri atas sejumlah fungsi yang mesti bekerja sama
untuk mencapai tujuan utama organisasi perkantoran itu. Organisasi perkantoran
merupakan suatu system yang terdiri atas sejumlah fungsi yang saling
berhubungan dengan saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan.
3. Prinsip
hubungan individual
Organisasi
perkantoran yang efektif terbentuk oleh pribadi-pribadi yang mesti melaksanakan
pekerjaan. Kendatipun organisasi perkantoran itu merupakan sebuah system, namun
individu-individulah yang menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.
4. Prinsip
kesederhanaan
Organisasi
perkantoran yang efektif bekerja berdasarkan atas kesederhanaan dan interelasi
yang jelas. Kesederhanaan memudahkan para pelaksana untuk memahaminya,
sedangkan interelasi yang jelas mengurangi keraguan.
5. Prinsip
wewenang sepadan dengan tanggung jawab
Setiap orang
dalam organisasi perkantoran mesti diberi wewenang yang sesuai dengan tugas
tanggung jawabnya sehingga ia dapat bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya
tersebut.
6. Prinsip
laporan kepada atasan tunggal
Agar tiap
personalia mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, maka tiap petugas
dalm organisasi perkantoran tersebut harus menerima perintah dari dan
bertanggung jawab hanya kepada satu orang atasan.
7. Prinsip
kepengawasan dan kepemimpinan
Kepemimpinan
dan pengawasan yang efektif mesti ditegakan sehingga tujuan organisasi
perkantoran itu dapat tercapai. Pengawasan yang efektif akan mencegah perubahan
arah dalam mencapai tujuan. Sementara itu, pengawasan yang efektif pun
merupakan proses belajar bagi organisasi di waktu yang akan datang.
8. Prinsip
jangkauan pengawasan
Agar
pengawasan dan kepemimpinan dalam organisasi perkantoran efektif, jangkauan pengawasan
di bawah pengawasan langsung dari seorang menejer kantor atau seorang pengawas
seyogyanya dibatasi, semakin jauh pengawasan menejer kantor semakin besar
kemungkinan menurunnya pertambahan kemampuan pengawasan. Gejala ini melahirkan
apa yang disebut hukum semakin berkurangnya tambahan kemampuan pengawasan. Pada
awalnya tambahan kemampuan pengawasan itu akan meningkat sampai mencapai titik
optimum pengawasan. Setelah itu tambahan kemampuan pengawasan tersebut akan
semakin berkurang, hingga akhirnya mencapai titik 0 (bahkan negatif atau
kekecauan pengawasan).
Kebanyakan ahli menejemen melihat 12 hingga 15 bawahan sebagai jangkauan
maksimum pada tingkat organisasi rendahan. 5 hingga 6 orang bawahan pada
tingkat tinggi. Namun demikian berkat perkembangan teknologi khususnya komputer
elektronika dan system mesin dengan pelaksanaan bawahan yang kurang lebih
serupa melalui prosedur pengawasan rutin, jumlah bawahan yang dapat diawasi
seorang atasan dapat bertambah. Teknologi dapat mendorong sentralisasi mamajemen.
ORGANISASI PERKANTORAN DAN PERUBAHAN TEKNOLOGI
Pendiri
mazhab klasik dan bapak ekonomi negara dari inggris, Adam Sminth, menyatakan
bahwa “bentuk-bentuk organisasi usaha tumbuh dari kebutuhan manusia dan kondisi
lingkungan, sekalipun bukan segala-galanya, mungkin dapat dibenarkan
pernyataan”. Manusia dalam usaha mengatur dan mengoorganisasikan dirinya banyak
dipengaruhi oleh kondisi produksi dan perkembangan teknologi”.
SIKAP PARA
AHLI MANAJEMEN TERHADAP PENGARUH TEKNOLOGI:
1. Tidak banyak menaruh minat terhadap factor
teknologi (Fayol, Brech, Urwick, dan Drukcker).
2. Pakar perilaku manusia menganggap penting arti teknologi.
a. Farrow,
mengatakan bahwa suatu pandangan organisasi sebagai system teknologi memberikan
kepada organisasi itu dasar yang lebih baik untuk pemahaman dan perbandingan.
b. Dubin,
menaruh perhatian besar.
c. Walker,
menunjukan sinyalemennya bahwa perubahan organisasi garis kepada organisasi
garis dan staf disebabkan oleh dampak teknologi.
Memaslahatkan
seperangkat teknologi baru, seperti komputer elektronik, seringkali terlalu
ditekankan pada pentingnya peningkatan produktivitas organisasi dan efesiensi
biaya.
Dilihat dari unsur “inti” dalam organisasi, Masalah penerapan teknologi dalam
manajemen tidak terutama terletak pada latar ekonomi.
Peringatan
dari Frank J. Jasinki mengemukakan bahwa “suatu perubahan dalam produksi atau
teknologi mempengaruhi hubungan-hubungan organisatoris”. Perubahan-perubahan
yang terjadi yang disebabkan oleh penerapan teknologi perkantoran akan
mempengaruhi hubungan sosial diantara menejer dan bawahan, antara personalia
dengan personalia lainya dalam menejemen perkantoran tersebut.
Jika
menejemen perkantoran mengabaikan perubahan hubungan sosial seperti itu (yang
disebut sebagai perubahan “unsur inti”), maka menejemen perkantoran akan
mengalami kegagalan dalam memahami potensi penuh dari perubahan yang terjadi
dalam teknologi.
Manajemen perkantoran yang diorganisasikan berdasarkan pendekatan tradisional
umumnya berjalan secara vertikal.
Artinya
pendekatan ini hanya mengandalkan diri pada hubungan antara pemimpin dan
bawahan, akan tetapi teknologi informasi, termasuk pemrosesan data dalam System
Informasi Manajemen yang terintegrasi, telah berkembang sedemikian rupa
sehingga menjadi apa yang disebut “Manajemen tingkat horizontal”.
Teknologi
informasi membutuhkan hubungan organisasi yang memiliki jaringan kerja yang
progresif dan garis-garis yang berbeda. Organisasi yang berbeda dibutuhkan
untuk membuat keputusan dan tindakan yang tepat.
Untuk
memecahkan masalah yang simultan, menejer harus mengadakan komunikasi dengan
orang-orang dari bagian-bagian yang sederajat dalam garis horizontal,dan
meminta bantuan menurut garis diagonal kepada orang-orang dari berbagai
hierarki, baik yang bukan pemimpin maupun bawahan.
Informasi
melalui garis vertikal yang tradisional mungkin sangat bairokratis, lamban dan
mengandung biaya yang tinggi, karena itu garis-garis alternatif perlu dibangun
agar system informasi dapat bekerja dengan cepat.
Hubungan
horizontal dan diagonal acapkali tidak tampak dan juga tidak ditetapkan dalam
organisasi formal, namun manakala teknologi informasi digunakan, maka
hubungan-hubungan horizontal dan diagonal akan muncul, sekalipun berdasarkan
garis-garis yang tidak formal. Akibatnya: Sejumlah personalia kantor akan
mengembangkan diri dalam bidang teknik untuk bekerja di luar rangka organisasi
formal tersebut.
Para menejer
yang cukup peka terhadap masalah yang akan terjadi sebagai akibat yang timbul
dari pemanfaatan teknologi informasi akan berupaya untuk memadukan dua karakter
yang berbeda agar dapat terhindar dari konfik antara kebutuhan teknologi dan
kebutuhan organisasi.
Ada beberapa
alternatif pendekatan untuk menghadapi masalah yang menimbulkan konflik antara
kebutuhan teknologi dan kebutuhan organisasi seperti:
1. Manajemen
memodifikasikan teknologi informasi agar dapat menyesuaikan diri dengan
organisasi perkantoran yang telah ada dan telah berjalan.
2. Manajemen
memodifikasikan organisasi perkantoran agar dapat menetapkan dan memformalkan
hubungan-hubungan yang diminta oleh teknologi informasi.
3. Manajemen mempertahankan baik organisasi perkantoran yang ada maupun
teknologi informasi yang tersedia namun pendekatan itu dibarengi oleh kegiatan
untuk memperkenalkan mekanisme agar dapat mengurangi ketaksesuaian dan konflik
diantara organisasi dan teknologi informasi tersebut.
TEKNOLOGI
PERKANTORAN DALAM DIMENSI METODE DAN PROSEDUR KERJA
Teknologi dan menejemen kantor
Pengorganisasian
kantor adalah salah satu aspek dan fungsi dari proses menejemen kantor, maka
berbicara teknologi perkantoran tidak lepas dari manajemen kantor dalam suatu
organisasi.
Suatu organisasi dalam aktifitasnya hampir dapat dipastikan tidak lepas dari
aktifitas menejerial, sejak dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan. Suatu proses manajemen kantor selalu melahirkan dokumen-dokumen
yang merupakan bagian dari bentuk hasil dari pengolahan data menjadi sebuah
informasi yang berguna bagi pimpinan maupun unit-unit organisasi, maupun pihak
lain yang membutuhkan.
Dalam suatu
manajemen kantor, informasi yang dihasilkan baik berupa dokumen-dokumen maupun
bentuk informasi lain, dilakukan pemrosesan dan pengolahannya dengan
pemanfaatan peralatan dan mesin-mesin kantor, yang dalam perkembangannya
merupakan teknologi yang sangat diperluka, karena organisasi turut berkembang
dan tuntutan masyarakat semakin pesat dan kompleks, maka teknologi (khususnya
teknologi perkantoran) ikut berkembang seiring dengan meningkatnya kecerdasan
manusia dalam menciptakan teknologi modern, serta di sisi lain tuntutan
kemajuan organisasi dan kebutuhan masyarakat sendiri akan informasi.
Maka secara
bertahap alat-alat konvensionalpun kemudian berkembang semakin pesat, dengan
lahirnya peralatan yang menggunakan mesin-mesin modern. Keuntungan dari
penggunaan alat-alat teknologi kantoran antara lain:
1. Untuk memperlancar efektifitas pengolahan data.
2. Untuk meniningkatkan ketelitian dan memperbaiki suatu pekerjaan.
3. Untuk menghemat waktu, karena pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat dan
tepat.
4. Hasil pekerjaan akan lebih kuat, rapi dan tersistem.
5. Dapat menampung, mengorganisasi dan mengolah data secara lebih
komprehensif dan terpadu.
6. Untuk
mengurangi kelelahan pegawai sehingga tidak mengurangi semangat dan etos kerja.
Metode dan prosedur kerja
Proses
manajemen di dalam manajemen kantor adalah suatu sistem rangkaian aktifitas
manajemen kantor, terdiri dari kegiatan-kegiatan subsistem-subsistem yang
saling berkaitan serta tidak dapat di pisahkan satu sama lain.
Pola sistem
yang bekerja di dalam suatu manajemen kantor merupakan gambaran sempurna dari
seluruh kantor untuk di ketahui, bahwa setiap pola sistem yang berlaku akan
terdiri dari sejumlah prosedur.
Prosedur
merupakan urutan pekerjaan atau kegiatan yang terencana dengan tujuan untuk
menangani aktifitas yang berulang. Contoh sederhana adalah penanganan surat
masuk atau keluar,sejak dari penerimaan atau pembuatan sampai pada tahap akhir
penyimpanan adalah merupakan rangkaian kerja/mekanisme sistem yang terdiri dari
prosedur-prosedur kerja, demikian berulang-ulang pada setiap jenis kegiatan
yang sama.
Contoh lain
adalah:
Sistem
penjualan : Personalia, mesin, formulir, perlengkapan dan warkat.
Prosedur : Pemrosesan pesanan, pengiriman barang, akunting untuk pengiriman,
penerimaan pembayaran untuk penjualan, penanganan klaim dan penyesuaian, dan
analisa penjualan.
Metode : Metode adalah alat atau sarana mekanis untuk melaksanakan setiap
pekerjaan, terdiri dari:
- Pemberitahuan penerimaan pesanan
- Pemeriksaan status kredit langganan
- Persiapan faktur penjualan
- Distribusi kope faktur kepada departement pengiriman
- Pemeriksaan kope pengiriman yang dikembangkan dari departement pengiriman
- Lengkapan faktur penjualan (biaya transport dsb)
- Distribusi kope kepada langganan departement akunting dan berkas
langganan
Suatu manajemen kantor yang memanfaatkan teknologi perkantoran dalam
aktifitasnya merupakan proses mekanisme kerja sebagai suatu sistem, di mana
pelaksanaannya diatur melalui prosedur-prosedur kerja yang telah ditetapkan,
dengan berbagai metode tertentu pula yang dilaksanakan.
Penggunaan
teknologi dalam manajemen perkantoran tanpa prosedur dan metode kerja yang
telah berlaku, akan berakibat tidak beruntungnya suatu hasil kerja teknologi
tersebut, terutama di dalam menghasilkan informasi.
Teknologi
Perkantoran dalam dimensi Metode dan Prosedur Kerja
Suatu aktifitas kantor yang merupakan suatu mekanisme sistem, adalah rangkaian
kegiatan dari komponen-kompenen sistem yang saling terintegrasi untuk suatu
sistem mekanisme kerja yang baik, harus di tunjang dengan prosedur dan metode
kerja yang baik pula.
Metode dana
prosedur kerja yang baik, satu diantaranya adalah penggunaan teknologi yang
tepat dan memadai serta sesuai dengan perkembangan teknologi itu sendiri.
Teknologi
perkantoran ditinjau dari metode dan prosedur kerja dalam suatu organisasi
kantor adalah menyesuaikan teknologi dengan metode dan prosedur kerja yang
ditetapkan serta di sesuaikan dengan karakteristik kantor tersebut.
Peranan
teknologi perkantoran secara metodis dan prosedural kegiatan kantor antara
lain:
1. Dilihat dari
metode kerja :
a. Menciptakan metode kerja yang mengarah pada pencapaian tujuan yang
efektif dan efisien.
b. Menambah efisiensi kerja kantor.
c. Membantu manajemen dalam menilai pekerjaan kantor dan subsistem-
subsistem pekerjaan.
d. Mengadakan penghematan waktu dan biaya.
e. Memeriksa pengeluaran yang sifatnya memboroskan penggunaan pegawai dan
catatan-catatan yang tidak perlu.
2. Dilihat dari prosedur kerja :
a. Semakin mempermudah pelaksanaan kegiatan sehingga
berjalan secara efisien dalam hal waktu dan tenaga.
b. Semakin lancarnya kegiatan kerja sehingga
menghasilkan pekerjaan yang efektif.
c. Semakin sederhana (singkat).
d. Semakin efisien kerja (cepat selesai).
TEKNOLOGI PERKANTORAN DALAM DIMENSI
SEPERANGKAT ALAT BANTU/HARDWARE
Organisasi kantor menggarap bidang penyediaan dan
penggunaan seperangkat bahan, alat inventaris,perabot, perkakas, dan
mesin-mesin guna melaksanakan kegiatan-kegiatan kantor tersebut. Seperangkat
alat Bantu/hardware inilah yang disebut dengan teknologi perkantoran.
Semakin modern suatu organisasi, akan semakin menuntut seperangkat hardware
yang modern pula. Perkembangan kemajuan teknologi perkantoran semakin pesat,
berbagai macam dana corak, bentuk serta kecanggihannya semakin bermunculan saat
ini.
Semakin berkembangnya perangkat hardware yang mendukung bidang perkantoran ini,
semakin memberikan keringanan dan kemudahan bagi manusia di dalam melaksanakan
proses aktifitas kantor dalam manajemen kantor, sehingga perencanaan,
pengorganisasian, pengolahan serta pengawasan kantor dapat berjalan lancer,
serta mampu mengolah dan memproses data menjadi suatu informasi yang tepat,
akurat dalam kondisi kerja yang efektif dan efisien.
Perkembangan perangkat alat Bantu/hardware bidang perkantoran :
Hardware kantor adalah seluruh paket atau komponen peralatan yang membentuk
suatu sistem, yang lainnya prosedur dan metode kerja, sehingga memungkinkan
kantor dapat melaksanakan aktifitasnya sesuai fungsinya.
Perkembangan perangkat hardware kantor ini lebih tampak terlihat sejak manusia
(baca: organisasi) mulai meminimalkan peran tanaga ekstra manusia yang
dikerahkan pada alat-alat manusia konvensional masih berjaya.
Jika diperinci perangkat hardware kantor ini dapat diklasifikasikan antara
lain:
1. Machine activites by a person : yang termasuk di dalam klasifikasi ini
antara lain type writer, copyng machine, adding and calculating, accounting
machines.
2. Machines activated by a language : adalah mesin-mesin yang berada di dalam
suatu sistem tertentu dengan menggunakan bahasa mesin. Yang termasuk dalam
klasifikasi ini adalah unit record (Panch Card), telecommunication machines dan
komputerisasi.
Masing-masing perangkat ini pada dasarnya memiliki tugas yang sama yakni
mengolah data sehingga menghasilkan informasi yang lebih akurat dan tersistem,
baik dalam suatu integrated data processing system, maupun dalam bentuk
electrical data processing system.
Setiap perngkat hardware kantor, khususnya komputer atau microprocessor
senantiasa melakukan apa yang disebut “Rekayasa dan desain ulang atas dirinya
sendiri” sehingga perangkat ini akan berkembang dan sempurna dari generasi ke
generasi.
Komputer sebagai salah satu alat Bantu/hardware dalam bidang perkantoran,
menjadi “raja” dalam suatu organisasi kantor. Seluruh proses aktifitas kantor
yang berjalan secara efektif, efisien dan tersistem, hampir tidak lepas dari
peranannya yang multiguna dan multifungsi.
Maka pekerjaan kantor yang begitu kompleks khususnya dan proses manajemen
kantor secara lebih luas, dapat diselesaikan dan dilakukan dengan waktu relatif
singkat tetapi tetap akurat, efisien, terarah dan terpadu, dengan alat bantu
komputer ini.
Teknologi perkantoran dalam dimensi seperangkat alat Bantu/hardware
Teknologi perkantoran ditinjau dari keberadaan dan pemanfaatan seperangkat alat
Bantu/hardware adalah rangkaian upaya penyediaan dan pemanfaatan perangkat
hardware yang dibutuhkan dalam seluruh aktifitas kantor, pada saat kapanpun
proses manajemen kantor berlangsung.
Penyediaan dan pemanfaatan hardware
kantor di dalam suatu organisasi kantor diarahkan sepenuhnya terhadap upaya
pencapaian tujuan organisasi, terutama tentunya dalam menghasilkan informasi
yang dibutuhkan di dalam pembuatan keputusan, ataupun yang di butuhkan pula oleh
unit-unit organisasi dan pihak lain yang memerlukan informasi.
Sesempurna apapun perangkat hardware kantor yang tersedia, perhatian terhadap
mekanisme kerja (system, prosedur, dan metode) serta memelihara dan perawatan
hardware, menjadi penentu efektif tidaknya proses aktifitas kantor dapat
berjalan. Untuk itu dianjurkan kepada pengguna teknologi hardware kantor:
1. Ikutilah system prosedur dan metode kerja yang ada.
2. Berikan perawatan kepada hardware kantor yang
digunakan
3. Tingkatkan kemampuan, pengetahuan dan
profesionalisme, agar mampu memanfaatkan hardware kantor secara efektif dan
efisien, di samping kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
teknologi yang terjadi secara pesat dan semakin sempurna.