DELAPAN
PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Terdapat
delapan prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar dalam ISO 9000, yang dapat
dipakai oleh
pimpinan
puncak untuk memimpin organisasi ke arah perbaikan kinerja, sebagai berikut:
Manfaat
penting yang diperoleh pada organisasi
dengan
menerapkan prinsip fokus pada
pelanggan
dapat disebutkan sebagai berikut :
Meningkatnya keuntungan dan mendapat
perolehan
pangsa pasar yang cepat.
Meningkatnya penggunaan sumber daya
organisasi
yang efektif untuk mempertinggi
kepuasan
pelanggan.
Meningkatnya loyalitas pelanggan.
Menyelidiki dan memahami kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Memastikan bahwa sasaran organisasi berhubungan
dengan
kebutuhan dan harapan pelanggan.
Mengkomunikasikan kebutuhan dan harapan pelanggan
dengan
organi-sasi secara keseluruhan.
Menyelaraskan pendekatan dalam memuaskan pelanggan
dan
pihak yang berkepentingan serta mengambil tindakan
atas
hasil yang didapatkan.
Memastikan keseimbangan antara kepuasan pelanggan
dengan
pihak lain yang berkepentingan, seperti pemilik,
karyawan,
pemasok, pemodal, masyarakat, dan negara.
Penerapan
prinsip pertama ini secara optimal nantinya
akan
mengarah pada hal-hal sebagai berikut :
1.
Fokus pada
pelanggan
2.
Kepemimpinan
Manfaat
penting yang diperoleh pada organisasi
dengan
menerapkan prinsip kepemimpinan dapat
disebutkan
sebagai berikut :
Karyawan akan paham dan termotivasi atas
pentingnya
tujuan dan sasaran organisasi.
Pengevaluasian, pembetulan, dan penerapan
aktivitas
dilakukan dalam satu kesatuan.
Salah komunikasi (miscommunication) antar
tingkatan
pada organisasi dapat dikurangi.
Pegawai dapat diandalkan kinerjanya.
Timbulnya keinginan untuk berpartisipasi dan
berkontribusi
untuk per-baikan yang berkelanjutan.
Penerapan
prinsip kepemimpinan ini nantinya
akan
mengarah pada:
Pertimbangan semua kebutuhan pihak terkait
sebagai
suatu kesatuan.
Menciptakan visi yang jelas untuk masa depan
organisasi.
Menetapkan target, tujuan, atau sasaran yang
menantang.
Menyediakan sumber daya dan pelatihan.
Kebebasan untuk bertindak dengan tanggung
jawab
dan akuntabilitas.
Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan
penciptaan
budaya.
Penciptaan kepercayaan.
Menghilangkan kekhawatiran di antara sesama
karyawan.
3.
Keterlibatan Personal
Para
karyawan harus dilibatkan pada setiap proses untuk menysun arah dan tujuan
serta
perlatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujun mutu, sehingga setiap individu akan
terlibat
dan
punya tanggung jawab untuk mencari perbaikan yang terus menerus terhadap proses
yang
berada
pada lingkup tugasnya.
4.
Pendekatan Proses
Pendekatan
proses ialah suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan peningkatan
proses-proses utama dalam perusahaan (trilogi proses mutu) dengan menekankan
pada keinginan pelanggan
daripada
keinginan fungsional.
Manfaat
penting yang diperoleh pada organisasi dengan menerapkan prinsip pendekatan
proses dapat
disebutkan
sebagai berikut :
Turunnya biaya dan waktu putaran yang lebih pendek karena peng-gunaan
sumber daya yang lebih
efektif.
Hasil yang diperoleh dapat diperkirakan, konsisten, dan ditingkatkan.
Peningkatan kesempatan dapat lebih difokuskan dan diprioritaskan.
Langkah-langkah
Penerapan Pendekatan Proses :
Mendefinisikan aktivitas yang diperlukan dan diterapkan pada organi-sasi secara sistematis
Mendefinisikan urutan dan interaksi proses
Menentukan kriteria dan metode yang disyaratkan untuk memastikan
operasi dan
pengendalian
proses ini agar efektif
Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung
pengoperasian
dan pemantauan proses
Mengukur, memantau, dan menganalisis proses
Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
direncanakan dan
meningkatkan
proses ini secara berkelanjutan
Penerapan
prinsip ini nantinya akan mengarah pada:
Menstrukturkan sistem menuju pencapaian
sasaran
dengan lebih efisien dan efektif.
Memahami keterkaitan proses dengan
sistem.
Pendekatan terstruktur yang dapat
mengharmoniskan
dan mengintegrasi-kan
proses-proses.
Memahami kapabilitas organisasi dan
terlebih
dahulu membuat sumber daya
terbatas
untuk ditindaklanjuti.
Menargetkan dan mendefinisikan
bagaimana
aktivitas yang sesuai dengan
sistem
yang harus dioperasikan.
Peningkatan berkelanjutan secara terus-menerus melalui pengukuran dan
evaluasi.
Keuntungan
yang diperoleh dari pendekatan sistem:
Integrasi dan. penjajaran proses akan mencapai
hasil
terbaik dari yang diinginkan.
Kemampuan untuk memfokuskan usaha dalam
proses
kunci.
memberikan kepercayaan pada interested parties,
seperti
konsistensi, keefektifan, dan efisiensi
organisasi.
5.
Pendekatan Sistem
untuk
Pengelolaan
6.
Peningkatan
Berkesinambungan
Keuntungan
pokok dari penerapan prinsip ini antara
lain:
Adanya kinerja yang menguntungkan dalam
meningkatkan
kapabilitas organisasi.
Fleksibel dan cepat dalam merespons hubungan
untuk
mengubah pasar atau kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Mengoptimalkan biaya dan sumber data
Penerapan
prinsip kepemimpinan ini nantinya akan
mengarah
pada:
a.Mengkaryakan
pendekatan organisasi secara
konsisten
untuk menerap-kan continual improvement
pada
kinerja organisasi.
b.Menyediakan
pelatihan dan pendidikan dalam
metode
maupun alat yang digunakan.
c.Membuat
continual improvement pada produk,
proses,
dan sistem sebagai sasaran untuk setiap
individu
dalam organisasi.
d.Membuat
tujuan sebagai pedoman dan pengukuran
untuk
track con-tinual improvement.
e.Memberikan
penghargaan pada improvement.
7.
Pembuatan
Keputusan
Berdasarkan
Fakta
Langkah-langkah
yang digunakan dalam menerapkan
prinsip
ini adalah:
•
melakukan pengujian serta pengumpulan data dan
informasi
yang ber-hubungan dengan sasaran.
•
memastikan data dan informasi yang akurat, dapat
dipercaya,
dan mudah diakses.
•
menganalisis data dan informasi dengan
menggunakan
metode yang benar.
•
memahami penggunaan teknik statistik.
•
membuat keputusan dan menindaklanjutinya
berdasarkan
hasil analisis dan pengalaman.
8.
Hubungan Saling
Menguntungkan
Dengan
Pemasok
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk implementasi prinsip ini
antara
lain:
a.
mengidentifikasi dan menyeleksi pemasok yang penting.
b.
melibatkan pemasok dalam mengidentifikasi kebutuhan
perusahaan.
c.
melibatkan pemasok dalam proses pengembangan strategi
perusahaan.
d.
membina hubungan dengan pemasok dan memperlakukan
pemasok
sebagai mitra kerja.
e.
menetapkan hubungan jangka pendek dan jangka panjang
yang
seimbang.
f.
berkomunikasi dan berbagi infcrrnasi dengan pemasok.
g.
memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan
persyaratan
perusahaan.
h.
membuat aktivitas bersama dalam pengembangan dan
peningkatan.
i.
mengilhami, menganjurkan, dan menghargai peningkatan dan
suatu
prestasi oleh para pemasok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar