BAB
I
PENDAHULUAN
Banyak
organisasi yang ingin membangun sistem
Informasi
Manajemennya
sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata
usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya
antara lain ialah: struktur
organisasi
keseluruhan yang kurang wajar, rencana organisasi keseluruhan yang
belum
memadai, personil sistem yang tidak
memadai, dan yang terpenting
adalah
kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para
manajer
dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem
dan
memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Sebelum
membahas konsep sistem Informasi
Manajemen lebih lanjut,
berikut
ini akan diberikan definisi ringkas dan
formal dari sistem Informasi
Manajemen
yaitu: “serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi
yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga
menjadi
informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai
dengan gaya dan sifat manajer”.
Dari
definisi tersebut ada beberapa point yang perlu diuraikan lebih
lanjut:
a.
Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi
Manajemen
adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut
mendukung
tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi
sebagian
dari sub-sistem berperan hanya dalam
satu kegiatan atau lapisan
manajemen,
sementara yang lainya berperan ganda.
b.
Sistem Informasi Manajemen adalah menyeluruh.
Sebuah
Sistem Informasi Manajemen mencakup
sistem informasi formal
maupun
informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang
terpenting
dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang
pikirannya
akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi
dengan
elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen.
c.
Sistem Informasi Manajemen adalah terkoordinasi.
Sistem
Informasi Manajemen di koordinasikan secara terpusat untuk
menjamamin
bahwa data yang di proses dapat di operasikan secara terencana
dan
terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan
menuju
sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi
bekerja
secara efisien.
d.
Sistem Informasi Manajemen terintegrasi secara rasional.
Sub-sistem
dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu)
sehingga
kegiatan dari masing-masing saling
berkaitaan satu dengan yang
lainnya,
integrasi ini dilakukan terutama dengan
melewatkan data diantara
sub-sistem
tersebut.
e.
Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi.
Apabila
data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia
akan
menjadi informasi.
f. Sistem Informasi Manajemen meningkatkan
produktivitas.
Sistem
Informasi Manajemen dengan berbagai cara
mampu meningkatkan
produktivitas,
antara lain: dengan kemampuan melaksanakan
tugas rutin
seperti
penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi
organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan
manajer
untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
g.
Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan
gaya manajer Sistem Informasi
Manajemen
dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial
dari
personil yang akan menggunakannya. Para
perancang sistem apabila
akan
mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya
mempertimbangkan
faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian,
maka
sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Secara
teoritis, komputer bukanlah persyarat mutlak bagi sebuah Sistem
Informasi Manajemen, namun dalam praktek agaknya menjadi suatu
©2004
Digitized by USU digital library 1
kepercayaan
bahwa Sistem Informasi Manajemen yang baik tidak akan berjalan
lancar
tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer.
II.
PEMBAHASAN.
A.
Unsur-unsur Sistem Informasi.
Semua
sistem Informasi memiliki 3 (tiga) unsur
atau kegiatan utama,
yaitu
:
1.
Menerima data sebagai masukan ( input)
2.
Memproses data dengan melakukan
perhitungan, penggabungan unsur
data,
pemutakhiran
perkiraan dan lain-lain.
3.
Memperoleh informasi sebagai keluaran (output).
Prinsip
ini berlaku baik untuk sistem informasi
manual, elektromekanis
maupun
komputer.
Data Informasi
Input output
Pemrosesan
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem
informasi dan
memproses
data, dan kemudian mengubahnya menjadi informasi.
B.
Sistem Informasi Pemrosesan Transaksi.
Input
Laporan
dan dokumen Pemrosesan
Transaksi
luar : Dokumen:
-
Penjualan tunai - Tagihan pelanggan
-
Penjualan kredit - Check gaji
-
Pembelian - Check pembayaran hutang
-
Pembayaran tunai - Check deviden
-
dan lain-lain - dan lain-lain
Transaksi
Internal: Laporan Operasi:
-
Kartu absen pegawai - Penggunaan
bahan dan persediaan
-
Pesanan barang - Ringkasan penjualan
-
penyusutan dan penyesuaian -
Akuntansi tagihan kadaluarsa
-
Koreksi kesalahaan - Laporan
keuangan
Gambar
diatas menunjukan sistem pengolahan data yang tugas
utamanya
memproses transaksi, khususnya pada tingkat operasional. Gambar
tersebut
menunjukan berbagai input transaksi yang berasal dari 2 (dua) sumber,
yaitu:
dari luar dan dalam organisasi. Dari luar organisasi artinya
berasal dari:
pelanggan
dan supplier. Setiap peristiwa internal yang dicatat oleh sistem
informasi
dianggap sebagai transaksi internal, misalnya: pemakaian bahan untuk
pemrosesan,
penyusutaan peralatan, perubahan alamat pegawai dan lain-lain.
C.
Tugas utama Sistem Informasi Organisasi.
Setiap
organisasi memiliki beberapa tugas yang harus dikelola sedemikian
rupa
sehingga organisasi yang berhasil mencapai seluruh sasaran yang telah
ditetapkan,
bahkan juga berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada
dasarnya
setiap organisasi memiliki 3 (tiga) hingga 7 (tujuh) tugas utama yang
disebut
sebagai "faktor-faktor krisis keberhasilan" (critical success faktors). Hal
ini
biasanya ditentukan oleh sifat lingkungan organisasi dan sifat industri dimana
organisasi
merupakan bagian dari industri tersebut. Contoh tugas utama dari
organisasi
adalah:
1.
Untuk pengendalian biaya, dimana jika
biaya naik maka harga akan naik
sehingga
permintaan menurun.
2.
Dalam kasus untuk perusahaan yang
membuat busana, rancangan busana
dan
pengendalian persediaan menentukan keberhasilan suatu produk. Bila
persediaan berlebihan dan kemudian mode telah berubah, akibatnya tidak
bisa
dijual dengan harga yang layak.
3.
Dalam kasus untuk perusahaan
industri mobil, dimana selain pengendalian
biaya
pruduksi maka tugas utamanya adalah:
menjaga hubungan baik
dengan
para penyalur, menjaga mutu dan kehandalan serta hemat bahan
bakar
dari produk yang dihasilkan.
©2004
Digitized by USU digital library 2
4.
Sebagian besar tugas utama bersifat silang fungsional misalnya dalam
penetapan harga produk. Harga produk
dapat ditetapkan dengan berbagai
cara:
- mempertimbangkan biaya pruduksi
- mempertimbangkan biaya administrasi
- mempertimbangkan harga dan kebijakan
harga saingan.
Informasi
tersebut berasal dari berbagi fungsi yang berbeda, bukan hanya
berasal
dari fungsi pemasaran, bahkan juga berasal dari luar organisasi.
5. Dalam kasus untuk perusahaan padat informasi; maka tugas utamanya
adalah
menetapkan dan menjaga sistem informasi agar tetap berjalan baik.
Contoh
dari perusahaan padat informasi ialah: perusahaan penerbangan,
dimana
ketersediaan informasi sangat penting artinya bagi pengelolaan tugas
lainnya. Misalnya kasus diperusahaan penerbangan yang tugas utama
pembukuan
penumpang dari masing-masing penerbangan berlangsung di
berbagai
lokasi yang tersebar pada jarak ribuan kilometer, diperlukan sistem
informasi
berkomputer untuk menentukan status
penerbangan serta untuk
menetapkan
pesanan tempat duduk pada setiap penerbangan.
D.
Integrasi Sistem Informasi
Pengintegrasian
sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari
sistem
Informasi Manajemen. Berbagi sistem dapat
saling berhubungan satu
dengan
yang lain dengan berbagai cara yang sesuai dengan keperluannya. Aliran
informasi
diantara sistem sangat bermanfaat bila
data dalam file suatu sistem
diperlukan juga oleh sistem yang lainnya, atau output
suatu sistem menjadi
input
bagi sistem lainnya.
Secara
manual juga dapat dicapai suatu integrasi tertentu, misalnya data
dari
satu bagian dibawa kebagian lain, dan
oleh petugas administrasi data
tersebut
digabung dengan data dari sistem yang lain. Jadi kalau secara manual
maka
derajat integrasinya menjadi tinggi.
Keuntungan
utama dari integrasi sistem
informasi adalah membaiknya
arus
informsi dalam sebuah organisasi. Suatu pelaporan biasanya memang
memerlukan
waktu, namun demikian akan semakin
banyak informasi yang
relevan
dalam kegiatan manajerial yang dapat
diperoleh bila diperlukan.
Keuntungan
ini merupakan alasan yang kuat untuk mengutamakan
(mengunggulkan)
sistem informsi terintegrasi karena tujuan utama dari sistem
informasi
adalah memberikan informasi yang benar pada saat yang tepat.
Keuntungan
lain dari pengintegrasian sistem adalah sifatnya yang
mendorong
manajer untuk membagikan (mengkomunikasikan) informasi yang
dihasilkan
oleh departemen (bagian) nya agar secara rutin mengalir ke sistem
lain
yang memerlukannya. Informasi ini
kemudian digunakan lebih luas untuk
membantu
organisasi.
E.
Interaksi antara Manajer dan Mesin.
Data
dari sebuah organisasi tidak akan menjadi informasi sebelum
dikomunikasikan
dalam bentuk yang bermanfaat bagi
personil organisasi yang
memerlukannya.
Komunikasi ini berlangsung dalam interaksi antara
manajer/manusia
dengan mesin/komputer. Pengertian dari
interaksi manajer
dan
komputer adalah dimana sistem komputer memberikan informasi kepada
manajer
atau dimana manajer memberikan data kepada sistem komputer.
Ada
beberapa sistem pengolahan data yang tidak berhasil dikembangkan
dalam
Sistem Informasi Manajemen karena tidak dikembangkannya interaksi
manajer
dan komputer, sehingga manajer dan komputer, sehingga manajer dan
komputer
tidak dapat saling berkomunikasi secara efektif.
Ada
2 (dua) sebab utama kekurangan dari pengolah data (komputer)
yaitu
:
1. Sistem analis dan programer tidak
(kurang) memiliki pemahaman tentang
proses
manajemen organisasi, sehingga akhirnya tidak mampu menjalin
sistem
informasi yang diperlukan organisasi.
2. Ketidakmampuan untuk memahami cara berpikir
manusia dalam memproses
data,
dengan akibat bahwa hasil program
komputer tidak memproses data
sebagaimana
yang dikehendaki oleh manajer, sehingga
tidak mampu
berkomunikasi
efektif dengan manajer.
Penilaian
informasi adalah bentuk lain interaksi antara manajer dan
mesin,
merupakan hal yang biasa bagi tenaga
teknisi dan administrasi untuk
mengambil
data dari sistem komputer lewat terminal
komputer, namun bagi
manajer
hal demikian tidaklah biasa Manajer sering memerlukan tambahan
rincian
tentang masalah khusus, seperti rincian tentang varian anggaran untuk
tenaga
kerja pabrik.
©2004
Digitized by USU digital library 3
Komunikasi
manajer dan mesin yang lebih jauh adalah
interaksi
berkesinambungan
antara manajer dan file komputer. Seorang manajer mungkin
akan
memulai berdialog dengan banyak sistem komputer dengan
memberitahukan
jenis data khusus yang dicari, misalnya
data tentang umur
produk.
Komputer kemudian akan menjawab dengan serangkaian pertanyaan
yang mengarah
pada data tentang umur
produk apa yang diperlukan, atau
komputer
mungkin akan memberikan informasi umur produk yang telah ada
dalam
sistem.
Bentuk
terakhir dari interaksi manajer dan
mesin adalah pelibatan
rnanajer
dalam perancang sistem informasi untuk digunakan sendiri dengan cara
menulis
program komputer sederhana lewat terminal mereka. Misalnya apabila
penjualan
disuatu wilayah meragukan karena tidak
adanya alasan, maka
manajer
pemasaran mungkin akan menggunakan terminal komputernya untuk
menulis
beberapa program perintah yang akan mengeluarkan data penjualan
serta
menganalisisnya sesuai dengan kegiatan para wiraniaganya, jenis produk,
jenis
pelanggan dengan tujuan untuk penyebab
masalahnya. Kini telah ada
sistem
perangkat lunak yang bersifat bahasa bertanya (Query Language)
yang
dapat
di tambahkan pada sebahagian besar
komputer sehingga memungkinkan
jenis
kegiatan manajerial yang demikian.
“Jarak
Sosial" antara manajer dan sistem
komputer juga merupakan
masalah
interaksi manajer dan mesin. Memang akan ada jarak sosial antara
manajer
dan mesin yang memiliki pola pikir
pengalaman dan titik kehidupan
yang
berbeda, dan ini akan menghambat komunikasi. Walau demikian apabila
manajer
dan sistem komputer mencoba berkomunikasi, maka pihak manajerlah
yang harus melakukan upaya menyesuaikan diri,
yaitu dalam bentuk
"percakapan"
dengan komputer yang harus dilakukan
lewat format tertentu.
Biasanya
pedoman penggunaan (user manual) komputer menawarkan bantuan
teknis
bagi manajer yang memerlukannya untuk memahami hambatan
komunikasi,
tetapi hal ini memerlukan waktu bagi manajer untuk berinteraksi
dengan
sistem. "Tutorial" program komputer yang membantu dan mendidik
manajer
dengan memberikan saran bermanfaat dalam bentuk
koreksi atas
kesalahan
(error) komunikasi akan dapat mengurangi jarak sosial.
Dimensi
lain. dari masalah manajer dalam upaya
berkomunikasi dengan
sistem
komputer adalah bahwa manajer mengetahui informasi apa yang
diperlukan
tetapi tidak mengetahui dimana
lokasinya. Setelah lewat beberapa
kali
pencarian yang menghabiskan waktu atas data dalam sistem komputer,
biasanya
manajer akan berhenti mencoba berinteraksi langsung dengan sistem.
Keadaan
demikian kini dapat teratasi karena
semakin banyak sistem yang
membantu
manajer menemukan lokasi lnformasi yang diperlukannya.
Kecenderungan
utama dalam pengembangan sistem tampaknya
bermuara
besar pada kemudahan bagi manajer
untuk berkomunikasi dengan
komputer,
yakni penggunaan "bahasa produktivitas" yang seringkali juga disebut
dengan
"bahasa non-prosedural" atau apabila digunakan manajer maka disebut
sebagai
"bahasa penopang keputusan manajerial". Bahasa produktivitas adalah
bahasa
komputer yang dikembangkan khusus, yang memungkinkan peningkatan
produktivitas
pemrograman. Bahasa ini mudah dipelajari
dan diterima oleh
manajer
sebagai pengguna untuk keperluan mereka. Menggunakan bahasa
demikian
akan membuat manajer mampu berinteraksi secara efisien.
Bahasa
produktivitas kini menjadi "penjaga" dari era baru. Secara
tradisional, program untuk pengolahan gaji (payroll),
akuntansi biaya dan lain-lain telah disiapkan
dan dimodifikasi oleh programmer
dalam departemen
pengolahan
data. Tetapi dewasa ini, periode
menunggu untuk program baru
serta
penyesuaian (modifikasi) program seperti
yang diminta pengguna masih
memerlukan
waktu yang relatif lama, hal ini disebabkan masih sedikitnya tenaga
programmer
yang terampil. Alternatif yang banyak dipilih kelompok pengguna
adalah
mengembangkan program aplikasi lewat cara menguasai bahasa
produktivitas,
misalnya dengan jalan mengikuti
pelatihan tentang bagaimana
menggunakan
program yang bersangkutan.
III.
PENUTUP
Sistem
informasi dari suatu organisasi tidak akan pernah dapat
diotomatisasikan
sepenuhnya atau menyeluruh. Namun
demikian suatu sistem
informasi manajemen sangat mungkin dan praktis apabila
didasarkan pada
rencana
keseluruhan yang bagus serta dikembangkan oleh personil sistem yang
terlatih,
untuk itu diperlukan partisipasi manajemen dan sumber keuangan yang
memadai.
©2004
Digitized by USU digital library 4
Sistem
informasi yang melayani tugas utama
organisasi harus bersifat
silang
fungsional dan harus terus-menerus
diperbaiki demi menjaga
kesinambungan
efektivitasnya. Tugas utama organisasi
seringkali dilayani oleh
sistem
penopang keputusan/decision support system (DSS) yang didalamnya
berisi
model, database dan manajer yang berinteraksi langsung.
Integrasi
sistem informasi merupakan salah satu konsep kunci dari sistem
informasi
manajemen. Berbagai sistem dapat saling berhubungan satu dengan
yang
lain dengan berbagai cara yang sesuai
dengan keperluan integrasinya.
Sebagian
besar organisasi akan memperoleh kemanfaatan yang besar dari
meningkatnya
derajat integrasi sistem informasi yang mereka miliki.
Interaksi
antara manajer dan mesin adalah kaitan antara manajer dan mesin,
yaitu
suatu titik dimana mereka bisa saling "berkomunikasi" secara
tradisional
sistem
komputer masih sering membuat para manajer “frustasi”, tetapi dengan
adanya
perkembangan baru, seperti bahasa
produktivitas, pelatihan (training),
agaknya
cukup membantu memecahkan masalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Davis,
Gordon B., Manajemen Information
System., terjemahan oleh Drs.Bob
Widyahartono,
PT.Pustaka Binaman pressindo, 1984.
Murdick,
Robert G., Management Information System, New Jersey, Prentice Hall
Inc,
1980.
Scott,
George M., Principles of Management Information System, terjemahan
oleh
Achmad Nashir Budiman, Edisi I, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1997.
Senn,
James A. , Information Systems in Management, Belmont, cal, 4th
edition,
1990.
©2004
Digitized by USU digital library 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar