Konflik
mencuat di Timor Leste merupakan satu keprihatinan penulis sebagai putra Suku
Bunak. Sebagian besar Suku Bunak tinggal di Timor Leste yang sedang konflik
ditingkat elite dan disaksikan oleh dunia internasional. Penulis bretemu dengan
teman-teman pastor dari Timor Leste yang sama-sama menimbah ilmu pengetahuan,
khususnya Filsafat dan Theologi di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi "Widya
Sasana" Malang, Jawa Timur, Indonesia. Ada kesatuan adat suku Bunak Timor
Leste dengan Suku Bunak Timor Barat.
Berdasarkan satu bahasa Bunak, suku Bunak di Timor Leste dan Timor Barat-Indonesia ada hubungan kesatuan. Di Timor Barat-Indonesia, khususnya di Lamaknen danDesa Aitoun, suku Bunak ini meliputi suku-suku kecil yang menyebar di Kecamatan Lamaknen yang terdiri dari tiga Paroki St. Theodorus Weluli dengan Pastor Parokinya Romo Stef Boisala Pr; Paroki St. Gerardus Nualain; dan Paroki Ratu Damai Fulur. Penulis kira suku Bunak di Timor Leste juga meliputi suku-suku Kecil yang menyebar di seluruh Timor Leste.
Di Timor Barat, suku-suku kecil yang menyebar itu memiliki relasi keterikatan yang kokoh. Keterikatan persatuan relasi antara suku-suku kecil itu adalah relasi hubungan " Suku Malu" dengan "Suku Aiba'a". Suku "Aiba'a" adalah suku yang menerima perempuan dari suku "Malu" sebagai pemberi perempuan. Perempuan itulah berkembang menjadi satu suku kecil, suku "Aiba'a" yang berbeda dengan suku pemberi perempuan. Relasi ini dewasa ini dimengerti dalam kacamata sistem Matrilineal suku Bunak. Persoalan model apapun, konflik semacam apapun yang terjadi dalam suku Bunak pasti ada jalan penyelesaiannya yaitu lewat relasi "malu" dengan "aiba'a" ini.
Penulis kira, relasi semacam ini juga ada dan bertumbuh subur dalam suku bunak di Timor Leste. Maka konflik intern di Timor Leste, konflik intern suku Bunak Timor Leste dapat diselesaikan lewat pintu ini. Suku Bunak Timor Leste bersatu secara kedalam sebagai satu kesaksian keluar dalam relasi dengan suku-suku lain yang tersebar di Timor Leste. Suku Bunak harus hidup damai dan bersatu mulai dari dalam, dari diri sendiri. Suku Bunak Timor Leste janganlah diadu domba oleh pengaruh asing yang anti humanitas.
Nenek moyang suku Bunak telah beradap dalam sistem adatnya yang sudah ada sebelum penjajah datang di suku Bunak. Para pendahulu suku Bunak telah membentuk satu kelompok adat berdasarkan relasi adat. Relasi adat "Malu" dengan "Aiba'a" ini harus dijaga agar identitas suku Bunak yang sarat dengan persatuan ini tidak mengalami keguguran oleh karena kepentingan politis yang tidak manusiawi. Suku Bunak Bersatulah... Penulisan ini mengetuk hati nurani para peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk meneliti adat suku Bunak dalam gandengannya dengan solusi tanpa kekerasan terhadap aneka konflik dalam Timor Leste yang sedang mencuat.
Berdasarkan satu bahasa Bunak, suku Bunak di Timor Leste dan Timor Barat-Indonesia ada hubungan kesatuan. Di Timor Barat-Indonesia, khususnya di Lamaknen danDesa Aitoun, suku Bunak ini meliputi suku-suku kecil yang menyebar di Kecamatan Lamaknen yang terdiri dari tiga Paroki St. Theodorus Weluli dengan Pastor Parokinya Romo Stef Boisala Pr; Paroki St. Gerardus Nualain; dan Paroki Ratu Damai Fulur. Penulis kira suku Bunak di Timor Leste juga meliputi suku-suku Kecil yang menyebar di seluruh Timor Leste.
Di Timor Barat, suku-suku kecil yang menyebar itu memiliki relasi keterikatan yang kokoh. Keterikatan persatuan relasi antara suku-suku kecil itu adalah relasi hubungan " Suku Malu" dengan "Suku Aiba'a". Suku "Aiba'a" adalah suku yang menerima perempuan dari suku "Malu" sebagai pemberi perempuan. Perempuan itulah berkembang menjadi satu suku kecil, suku "Aiba'a" yang berbeda dengan suku pemberi perempuan. Relasi ini dewasa ini dimengerti dalam kacamata sistem Matrilineal suku Bunak. Persoalan model apapun, konflik semacam apapun yang terjadi dalam suku Bunak pasti ada jalan penyelesaiannya yaitu lewat relasi "malu" dengan "aiba'a" ini.
Penulis kira, relasi semacam ini juga ada dan bertumbuh subur dalam suku bunak di Timor Leste. Maka konflik intern di Timor Leste, konflik intern suku Bunak Timor Leste dapat diselesaikan lewat pintu ini. Suku Bunak Timor Leste bersatu secara kedalam sebagai satu kesaksian keluar dalam relasi dengan suku-suku lain yang tersebar di Timor Leste. Suku Bunak harus hidup damai dan bersatu mulai dari dalam, dari diri sendiri. Suku Bunak Timor Leste janganlah diadu domba oleh pengaruh asing yang anti humanitas.
Nenek moyang suku Bunak telah beradap dalam sistem adatnya yang sudah ada sebelum penjajah datang di suku Bunak. Para pendahulu suku Bunak telah membentuk satu kelompok adat berdasarkan relasi adat. Relasi adat "Malu" dengan "Aiba'a" ini harus dijaga agar identitas suku Bunak yang sarat dengan persatuan ini tidak mengalami keguguran oleh karena kepentingan politis yang tidak manusiawi. Suku Bunak Bersatulah... Penulisan ini mengetuk hati nurani para peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk meneliti adat suku Bunak dalam gandengannya dengan solusi tanpa kekerasan terhadap aneka konflik dalam Timor Leste yang sedang mencuat.
ini benar kaka
BalasHapus